Sosial(lainsisi.com)-- Puluhan ribu warga Kabupaten Gunungkidul yang masih berusia produktif (15 - 64 tahun) saat ini masih kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan.
Dari jumlah itu , kalangan anak muda berusia 15 – 24 tahun atau sering disebut Generasi Z menjadi kategori pengangguran paling tinggi. Untuk penyumbang angka pengangguran terbanyak adalah lulusan sekolah menengah (SMA dan SMK)
Hal ini disampaikan oleh Bupati Gunungkidul, Sunaryanta. Ia menyebut dari jumlah total penduduk di wilayahnya, yang masuk kategori usia produktif mencapai 67 persen
"Kami terus berupaya untuk menggelar bermacam acara dan pelatihan untuk membekali dan membuka ruang pekerjaan bagi warga usia produktif di Gunungkidul," kata Sunaryanta dalam agenda Job Fair 2024 yang dilaksanakan di GOR Siyono, Rabu (14/8/2024)
“Kalau angka pengangguran di Gunungkidul mencapai 2,09 persen. Sebetulnya ini termasuk rendah di kabupaten/kota di DIY. Tapi kami tetap berupaya terus menguranginya. Job Fair menjadi salah satu cara," sambung Sunaryanta lagi
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Gunungkidul melalui laporan keadaan angkatan kerja tahun 2023, jumlah penduduk Kabupaten Gunungkidul baik pria maupun wanita yang berumur 15 tahun ke atas ada 611.794 orang.
Dari jumlah itu, sebanyak 468.976 orang masuk dalam angkatan kerja dan 142.818 orang tidak masuk angkatan kerja.
"Angkatan kerja terdiri dari dua unsur yaitu bekerja dengan jumlah 459.186 orang dan pengangguran terbuka dengan jumlah 9.790 orang," kata Supartono, Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja (DPKUKMTK) Gunungkidul,
Supartono juga tak menampik bahwa banyak generasi Z lulusan sekolah menengah di Gunungkidul yang masih menganggur
“Soalnya memang kemarin lulusan SMA/SMK banyak sekali. Dan perbandingan jumlah lowongan pekerjaan (loker) dan lulusan SMA/SMK terdapat kesenjangan. Jumlah lulusan (angkatan kerja) lebih banyak dibandingkan loker di Gunungkidul," terang Supartono lagi
Selain minimnya lowongan pekerjaan, Supartono juga menyebut dampak Siklon (perubahan iklim) ikut mempengaruhi jumlah pengangguran di Gunungkidul
"Mayoritas masyarakat Gunungkidul berprofesi sebagai petani, sehingga saat gagal panen mereka kehilangan pekerjaan," imbuhnya
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah daerah dalam menekan hal ini. Selain Job fair, DPKUKMTK juga terus menggelar pelatihan melalui UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Gunungkidul. Program pelatihan yang ada pun juga terus diupgrade untuk menyesuaikan jaman yang serba digital
Hal ini untuk mengakomodasi situasi terkini termasuk pencari kerja yang banyak merupakan Gen Z.
“Sekarang kan zamannya online, sehingga memang hal seperti itu dimungkinkan bisa pekerjaan bisa dari rumah atau tempat manapun," pungkasnya