Sosial(lainsisi.com)-- Musim kemarau bisa dikatakan baru saja dimulai. Namun, beberapa wilayah di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta dilaporkan sudah mulai merasakan dampak kekeringan
Ratusan rumah tangga di Kalurahan Girisuko, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul saat ini terpaksa membeli air dari tangki untuk mencukupi kebutuhan pokok sehari hari
"Tercatat ada sekitar 600 rumah tangga dari tiga padukuhan di wilayah kami, yakni Padukuhan Temuireng 1, Temuireng 2 dan Gebang yang terpaksa harus membeli air," kata Wahyu Setyoningsih, Sekretaris Kalurahan Girisuko, Kapanewon Panggang, Senin (20/5/2024) kemarin
Wahyu menyebut, selama ini warga yang tinggal di tiga padukuhan itu memang masih mengandalkan bak penampungan air hujan untuk sumber air mereka sehari hari
"Sudah satu bulan tidak turun hujan, bak penampungan menjadi kering, ya terpaksa harus membeli air," ulang Wahyu lagi
Untuk satu tangki air berukuran 5.000 liter, warga harus mengeluarkan biaya 140 ribu rupiah. Kapasitas tersebut hanya cukup digunakan sekitar satu minggu lebih
"Apalagi jika jumlah anggota keluarganya banyak, ya bisa tidak sampai satu minggu habis" imbuhnya
Permasalahan air ini, lanjut Wahyu sudah terjadi sejak lama. Di Kalurahan Girisuko sebenarnya memiliki sumber air di sungai bawah tanah Ngobaran. Namun jaraknya yang jauh dari pemukiman membuat warga memilih untuk membeli air bersih.
Di tahun-tahun sebelumnya, lanjut Wahyu, selain droping air swadaya, biasanya warga mendapatkan bantuan air dari pemerintah ataupun swasta. Namun untuk tahun ini bantuan belum ada yang masuk
Disinggung soal layanan air dari PDAM, Wahyu mengatakan bahwa di tiga padukuhan tersebut layanan PDAM memang belum menjangkau
"Ada proyek pemerintah jaringan perpipaan, namun hingga saat ini belum ada realisasi yang diterima oleh warga kami," pungkas Wahyu
Sementara itu, Direktur PDAM Tirta Handayani Gunungkidul, Toto Sugiharta saat dikonfirmasi media menyatakan bahwa di wilayah Kalurahan Girisuko, sekarang sedang dilaksanakan proyek intake dan jaringan perpipaan dengan memanfaatkan sumber air yang berada di sungai bawah tanah Ngobaran.
"Proyek ini dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO)," kata Toto
Ke depan, sebut Toto sasaran proyek ini untuk melayani kebutuhan air di Padukuhan Temuireng dan sekitarnya. Pihaknya juga tengah memperbaiki jaringan perpipaan yang berukuran enam inchi.
"Proyek masih tahap pertama dan belum menjangkau tiga padukuhan tersebut, pengerjaan tahap kedua baru mau dilakukan tahun ini," ujar Toto.
Toto merinci, jaringan air dari reservoar karang ke Cekel-Wono, Ngobaran-Temuireng Utara sudah siap untuk pelayanan kalau tambahan debit dari sungai bawah tanah Ngobaran tahap dua terlaksana
"Jika proyek intake dan jaringan perpipaan telah selesai, sumber air dari sungai bawah tanah Ngobaran dapat dialirkan ke 10 ribu rumah yang ada di daerah tersebut," pungkasnya