Kabar(lainsisi.com)-- Kasus antraks memang bukan hal yang baru terjadi di Gunungkidul. Bahkan di tahun 2023 lalu, penyakit kategori zoonosis (menular dari hewan ke manusia) ini sempat merenggut nyawa warga. Selain puluhan warga lainnya yang terpapar dan harus mendapat perawatan medis
Pada Kamis (7/3/2024), dilaporkan bahwa ada satu warga Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul yang suspect antraks dan mendapat perawatan di RSUD Prambanan. Saat ini, Dinas Kesehatan sedang menerjunkan tim untuk melakukan tracking dan upaya pencegahan
"Selalu saya himbau kepada seluruh masyarakat, agar tidak lagi melakukan 'brandu' atau 'murak' hewan yang sakit atau mati. Hal itu sangat berpotensi untuk penyebaran antraks," kata Sunaryanta, Bupati Gunungkidul saat ditemui pada Jumat(8/3/2024) di acara penerimaan penghargaan Adipura
Ia menambahkan, kasus antraks memang bukan hal yang baru di Gunungkidul. Terkait penanganannya, ia menegaskan akan mengoptimalkan peran Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yang ada di masing-masing kapanewon
Bupati juga menyatakan bahwa terkait antraks, sebetulnya masyarakat sudah banyak yang tahu cara penanganannya
"Sosialisasi penanganan dan pencegahan antraks sudah banyak dilakukan. Masyarakat sudah banyak yang tahu. Yang lebih penting itu lho, budaya murak dan brandu harus dihindari," tegas Bupati
'Brandu' atau 'murak' adalah kebiasaan yang masih banyak dilakukan oleh masyarakat Gunungkidul. Brandu adalah menyembelih hewan sakit atau mati. Nantinya, daging hasil penyembelihan dijual murah dan uangnya dikumpulkan untuk membantu pemilik hewan.
"Sebetulnya niatnya baik, yakni untuk membantu pemilik hewan yang mengalami kerugian karena ternaknya mati. Tapi ketika terjadi penyebaran antraks, tentu masyarakat akan lebih rugi," lanjut Bupati
Penyebaran antraks, menurut Bupati akan berdampak buruk bagi ekonomi masyarakat secara luas, termasuk turunnya harga hewan di pasaran
Disinggung soal kompensasi hewan ternak yang mati karena antraks sebagai upaya meminimalisir warga melakukan brandu, Sunaryanta mengatakan bahwa kebijakan itu masih dalam proses pembahasan
"Saya pernah menggagas tentang kompensasi bagi warga yang ternaknya mati. Terkait hal itu, nanti dari Dinas Kesehatan yang akan merinci" pungkasnya