Kabar(lainsisi.com)-Kasus kematian hewan ternak di Padukuhan Kayoman, Kalurahan Serut, Kapanewon Gedangsari telah dipastikan terjangkit antraks. Hasil ini didapat dari hasil tes laboratorium oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul pada Senin (11/3/2024) kemarin
Menyikapi hal ini, Pemerintah Kabupaten langsung memberikan perhatian khusus.
Disampaikan Sekretaris daerah Gunungkidul Sri Suhartanta, bahwa saat ini Pemerintah Daerah sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk memberikan tindakan awal kepada warga sekitar di lokasi kejadian.
"Untuk mitigasi penyebaran antraks, kita sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dengan tindakan awal seperti pemberian antibiotik dan sosialisasi," jelasnya, saat ditemui di kantor Sekretariat Daerah Gunungkidul, Kamis (14/3/2024)
Ditanya perihal peningkatan status Kejadian Luar Biasa (KLB), Sri Suhartanta menyampaikan untuk saat ini belum bisa memberikan kepastian,
"Sekarang belum kita putuskan, karena masih melihat kondisi di lapangan dan kita terus koordinasi dengan pihak terkait seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan," terangnya
Lebih lanjut ia menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik, serta lebih selektif lagi untuk memilih daging yang baik dan sehat.
Kepala DPKH Gunungkidul, Wibawanti Wulandari yang mendampingi juga menjelaskan, bahwa pihaknya terus melakukan upaya pencegahan
"Sampai saat ini di Padukuhan Wangon dan Serut, sudah sebanyak 238 sapi, 522 kambing, dan 3 domba yang telah divaksin dan terus berlanjut sebagai tindakan awal pencegahan," kata Wibawanti
Ia juga mengatakan, kejadian ini ditangani secara kolaborasi karena berada tepat di perbatasan dengan Kabupaten Sleman.
Terkait kompensasi hewan ternak yang mati karena antraks, Wibawanti menyebut jika muatan Perda sudah ada dan perlu regulasi pendukungnya
"Harus diperkuat dengan Peraturan Bupati agar teknisnya lebih jelas," jelasnya