Kesehatan(lainsisi.com)-- Pada akhir Februari 2024, Dinas Kesehatan Gunungkidul, mencatat ada ratusan pasien Demam Berdarah (DBD). Bahkan, dilaporkan dua pasien yang masing masing berumur 10 dan 5 tahun meninggal dunia.
"Memasuki tahun 2024 hingga saat ini sudah ada 220 orang terpapar penyakit DBD," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty, Kamis (29/2/2024) saat dihubungi lewat telepon
Ia menambahkan, bahwa sampai hari ini, dari 220 pasien sudah ada dua orang yang meninggal dunia
"Angka ini cukup tinggi, karena baru masuk Bulan Februari. Di tahun 2023 lalu, total ada 260 pasien dengan 1 orang meninggal," lanjut Dewi
Antisipasi terkait hal ini, pihaknya mendorong seluruh masyarakat untuk lebih menggencarkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Ia juga mengingatkan melalui penyuluh tingkat Puskesmas agar masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan gerakan 3 M (menguras, menutup, mengubur) plus secara serentak
"Ini sangat penting sebagai langkah pencegahan, agar nyamuk penyebab DBD tidak berkembang biak," himbaunya
Dewi menyebut angka DBD di Gunungkidul fluktuatif tahun 2021 ada 189 orang, dengan korban meninggal 3 orang. Tahun 2022 pasien DBD mencapai 457 orang dengan korban meninggal 3 orang; tahun 2023 pasien 260 orang dengan korban jiwa 1 orang
Sementara itu, Kepala RSUD Wonosari Heru Susilowati membenarkan peningkatan jumlah pasien DBD yang pihaknya tangani.
"Sampai Selasa (27/2/2024) RSUD Wonosari merawat 10 orang pasien DBD. Memang betul, angkanya meningkat dalam beberapa hari terakhir," Kata Dewi
Dikatakannya, sebagian besar penderita DBD adalah anak-anak. Bahkan ruang perawatan anak sampai penuh.
Banyaknya pasien DBD ini menurut Dewi membuat pasien rutin transfusi darah yang rutin datang karena penyakit tertentu harus dipindah ke bangsal lain.
"Ruang anak penuh, kemarin mau memasukkan pasien transfusi darah penuh karena pasien DBD, dan pasien penyakit lain sehingga pasien transfusi dititipkan di bangsal lain," kata dia.