Syukuran Jalan Kampungnya Diaspal,
Ngatimin Mbrangkang Sejauh Setengah Kilometer
Oleh: Edi Padmo
.
SerbaSerbi(lainsisi.com)-- Ngatimin (52), warga Padukuhan Karangnongko, Kalurahan Kemiri, Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul, melakukan aksi 'laku mbrangkang' (berjalan merangkak) sejauh setengah kilometer. Aksi ini ia lakukan pada Minggu (12/11/2023), sebagai bentuk syukuran karena jalan di kampungnya sudah diaspal.
Dengan memakai topi caping dan sarung tangan berwarna hitam, Ngatimin memulai aksinya pada Minggu pagi menjelang siang dengan diiringi oleh beberapa tokoh dusun dan warga sekitar. Dukuh Karangnongko, Pamungkas Sedya Wirawan menyampaikan bahwa Ngatimin memenuhi nazar yang ia ucapkan sejak tahun 2014 dan ia ulangi lagi di tahun 2022.
'Ia bernazar bahwa jika jalan di lingkungannya benar-benar diaspal, akan 'laku mbrangkang' (merangkak)," kata Pamungkas, Senin (13/11/2023).
Dukuh melanjutkan, Ngatimin melakukan aksi 'mbrangkang' sejauh kurang lebih 500 meter. Selain memenuhi nazar, aksi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih atas perhatian pemerintah dalam pembangunan fasilitas di dusun Karangnongko, khususnya di wilayah RT tempat Ngatimin tinggal.
Baca juga: Budidaya Lidah Buaya Lahan Kering, Omzet Puluhan Juta
"Pengaspalan jalan dibiayai oleh dana BKK sebagai bentuk pemerataan pembangunan. Kami sangat berterima-kasih kepada pemerintah ataupun anggota dewan yang telah memenuhi permintaan kami," lanjut Dukuh.
Menurut Pamungkas, kegembiraan warganya memang beralasan, karena pembanguan infrastruktur, terutama di wilayah RT 04 dan 05 memang termasuk tertinggal. Warga dua RT ini selama bertahun-tahun telah menantikan pemerataan pembangunan menyasar ke wilayahnya.
"Tidak hanya dilakukan pengaspalan, dalam kurun waktu 2 tahun berturut-turut telah diberikan program yang benar-benar kami harapkan selama bertahun tahun antara lain jaringan listrik PLN dan jaringan air PDAM," imbuhnya.
Ia mengharapkan, setelah jalan diaspal dapat dimanfaatkan warga,.mempermudah akses kegiatan sehari-hari maupun kegiatan pertanian serta ekonomi produktif lainnya.
"Semoga bisa meningkatkan kesejahteraan warga pada umumnya," pungkas Dukuh.
"Pengaspalan jalan dibiayai oleh dana BKK sebagai bentuk pemerataan pembangunan. Kami sangat berterima-kasih kepada pemerintah ataupun anggota dewan yang telah memenuhi permintaan kami," lanjut Dukuh.
Menurut Pamungkas, kegembiraan warganya memang beralasan, karena pembanguan infrastruktur, terutama di wilayah RT 04 dan 05 memang termasuk tertinggal. Warga dua RT ini selama bertahun-tahun telah menantikan pemerataan pembangunan menyasar ke wilayahnya.
"Tidak hanya dilakukan pengaspalan, dalam kurun waktu 2 tahun berturut-turut telah diberikan program yang benar-benar kami harapkan selama bertahun tahun antara lain jaringan listrik PLN dan jaringan air PDAM," imbuhnya.
Ia mengharapkan, setelah jalan diaspal dapat dimanfaatkan warga,.mempermudah akses kegiatan sehari-hari maupun kegiatan pertanian serta ekonomi produktif lainnya.
"Semoga bisa meningkatkan kesejahteraan warga pada umumnya," pungkas Dukuh.
Baca juga: Dari Pengguna IG di Seluruh Dunia, Indonesia Menempati Peringkat Berapa?
Sementara itu, Ngatimin mengatakan bahwa ia melakukan aksi ini sebagai wujud rasa syukur karena pembangunan yang telah ia dan warga lainnya benar-benar telah menyasar di wilayah tempat mereka tinggal.
"Sejak dulu saya memang merasa prihatin dengan keadaan di sekitar tempat tinggal saya. Jalan masih berbatu, belum ada listrik dan air. Alhamdulillah, saat ini sudah dikabulkan. 'Laku brangkang' ini adalah nazar saya," kata Ngatimin setelah selesai melakukan aksinya.
Aksi merangkak ini dilanjutkan dengan prosesi adat yaitu "ngudari kupat luar", sebagai simbol nazar telah dilaksanakan. Dilanjutkan dengan kenduri dan doa bersama dipimpin oleh tokoh adat, diikuti dan disaksikan oleh warga dan tokoh masyarakat, Lembaga Padukuhan, Lurah dan Pamong Pemerintah Kalurahan Kemiri.
Sementara itu, Ngatimin mengatakan bahwa ia melakukan aksi ini sebagai wujud rasa syukur karena pembangunan yang telah ia dan warga lainnya benar-benar telah menyasar di wilayah tempat mereka tinggal.
"Sejak dulu saya memang merasa prihatin dengan keadaan di sekitar tempat tinggal saya. Jalan masih berbatu, belum ada listrik dan air. Alhamdulillah, saat ini sudah dikabulkan. 'Laku brangkang' ini adalah nazar saya," kata Ngatimin setelah selesai melakukan aksinya.
Aksi merangkak ini dilanjutkan dengan prosesi adat yaitu "ngudari kupat luar", sebagai simbol nazar telah dilaksanakan. Dilanjutkan dengan kenduri dan doa bersama dipimpin oleh tokoh adat, diikuti dan disaksikan oleh warga dan tokoh masyarakat, Lembaga Padukuhan, Lurah dan Pamong Pemerintah Kalurahan Kemiri.