Penasaran Bentuk Cupu Panjala? Ini Foto Detail dan Ceritanya

LainSisi
0
Penasaran Bentuk Cupu Panjala?
Ini Foto Detail dan Ceritanya
Oleh: Edi Padmo


Budaya(lainsisi.com)- Momen upacara adat pembukaan Cupu Panjala selalu dinantikan oleh khalayak. Upacara yang sudah dilaksanakan turun temurun selama ratusan tahun ini dilaksanakan di Padukuhan Mendak, Kalurahan Girisekar, Kapanewon Panggang, Gunungkidul. Tak hanya warga Gunungkidul, upacara yang dilakukan pada malam Selasa Kliwon di Bulan Sapar ini juga banyak dihadiri oleh pengunjung dari berbagai daerah.

Mereka penasaran terhadap simbol atau gambar yang muncul di pelapis kain kafan yang digunakan untuk membungkus kotak tempat Cupu Panjala disimpan. Bagi yang percaya, berbagai penafsiran tentang simbol yang muncul kemudian menjadi obrolan yang gayeng dengan persepsi masing masing.

Upacara pembukaan Cupu Panjala di tahun 2023 baru saja dilaksanakan Senin 30 Oktober 2023 kemarin. Berbagai simbol yang muncul sampai saat ini masih menjadi perbincangan hangat. Apalagi mendekati tahun politik 2024, penafsiran simbol gambar banyak yang mengkaitkan dengan pesta demokrasi skala lima tahunan yang sebentar lagi akan digelar.

"Konon cerita, dulu sebetulnya, ramalan simbol dari Cupu Panjala ini digunakan sebagai referensi para petani untuk melihat gambaran keadaan alam setahun ke depan. Ini terkait dengan cuaca, curah hujan, hama yang akan menyerang tanaman pertanian dan lain-lain," kata Bowo Priananto, warga Padukuhan Blimbing, Kalurahan Girisekar, Kapanewon Panggang, Gunungkidul. Bowo adalah salah seorang pemerhati adat dan budaya Kalurahan Girisekar.

Baca juga: Ini dia, Ramalan Simbol Cupu Panjala Tahun 2023


Bowo menceritakan, karena Desa Girisekar penduduknya rata-rata petani dengan lahan tadah hujan, maka simbol yang muncul di kain pembungkus Cupu Panjala dan penafsirannya dianggap penting oleh warga. Ini akan digunakan oleh para petani dalam menentukan jenis tanaman apa yang paling cocok ditanam dan antisipasi hama yang kemungkinan akan menyerang komoditas tanaman mereka.

"Memang saat ini ada pergeseran terkait penafsiran dari Cupu Panjala. Tak hanya sebatas untuk dunia pertanian, tapi lebih ke ramalan politik, apalagi sekarang mendekati tahun politik 2024," lanjut Bowo.

Sebagai pemerhati budaya, ia berpendapat bahwa pergeseran ini memang tak bisa dihindari. Banyak orang yang datang di upacara pembukaan cupu berasal dari luar Girisekar, bahkan dari luar Gunungkidul. Pengunjung juga punya niatan yang berbeda beda, yang akhirnya berpengaruh terhadap pemikiran dan penafsiran masing-masing.

"Namanya juga orang banyak, niatnya berbeda-beda. Tak jarang penafsiran simbol-simbol ini dikaitkan dengan isu nasional," lanjut Bowo.

Pada prosesi pembukaan Cupu, memang tidak semua pengunjung bisa masuk ke rumah Dwijo Sumarto. Dwijo adalah ahli waris turunan ke 7 dari Eyang Seyek yang dipercaya sebagai penemu Cupu Panjala. Konon cerita, Eyang Seyek ini menemukan 5 buah cupu saat ia menjala ikan di Pantai Selatan.

"Jala, adalah alat tangkap ikan tradisional. Karena cupu ini didapat pas menjala ikan, maka kemudian dinamakan Cupu Panjala,".

"Katanya dulu ada lima buah cupu, tapi yang dua menghilang secara misterius. Sekarang tinggal tiga, yakni Semar Tinandhu, Palang Kinanthang dan Kenthiwiri," terang Bowo lagi.

Urutan upacara pembukaan Cupu Panjala dimulai dari dibukanya lembar per lembar kain kafan penutupnya. Pada setiap lembaran kain, akan tertera gambar atau simbol yang kemudian dibaca atau ditafsirkan oleh pemangku adat yang terdiri dari beberapa orang berpakaian adat Jawa. Ada diskusi kecil dalam penafsiran tanda yang muncul. Kemudian setelah sepakat, bentuk gambar di umumkan lewat pengeras suara, sehingga pengunjung yang berada diluar rumah bisa mendengar dengan jelas.

"Sisih lor ono gambar penari (sebelah utara ada gambar penari)

Sisih kulon ono gambar huruf L (sebelah barat ada gambar huruf L)

Sisih kidul kulon gambar bintang (sebelah selatan ada gambar bintang)

Sisih kidul wetan gambar telapak kaki (sebelah selatan/timur ada gambar telapak kaki)

Sisih lor ono gambar jagung tanpa godong (sebelah utara ada gambar pohon jagung tanpa daun)

Sisih kulon ono gambar bocah brangkang (sebelah barat ada gambar bayi merangkak)

Sisih lor gambar singo (sebelah utara ada gambar singa)"

...dan seterusnya, sampai lembar kain terakhir


Setelah selesai, ketiga cupu kemudian diletakkan kembali ke kotak kayu. Berbagai bunga kemudian ditaburkan dan kotak kembali dibungkus dengan kain yang baru, untuk kemudian tahun depan dibuka dan dibaca kembali.

Dalam foto, tampak ada tiga buah benda mirip guci berbahan keramik yang besarnya berbeda-beda.

"Cupu Semar Tinandhu adalah yang paling besar, mewakili simbol untuk para pemimpin. Palang Kinanthang yang bentuknya medium adalah simbol untuk kaum menengah dan Kenthiwiri yang paling kecil untuk rakyat biasa," terang Bowo.

Baca juga: Pohon Kelapa Cabang Enam, Penyembuh Sakit dan Nomor Togel


Menyinggung soal simbol yang muncul untuk dunia pertanian di pembukaan cupu tahun 2023, Bowo menyebut simbol monyet atau kera yang muncul beberapa kali di lembaran kain sebagai keadaan yang harus dihadapi oleh para petani terutama di daerah selatan.

Beberapa tahun terakhir, permasalahan MEP (Monyet Ekor Panjang) memang menjadi dilema yang pelik bagi para petani di Gunungkidul. Serangan hewan primata ini dilaporkan marak terjadi, sehingga banyak petani yang gagal panen. Disisi lain, mereka menyerang lahan pertanian warga karena memang kelaparan, atau terusik habitatnya.

"Ada beberapa simbol yang saya tafsirkan sebagai 'warning' di bidang pertanian. Ini sangat mungkin terkait dengan anomali cuaca pengaruh perubahan iklim akibat pemanasan global. Tapi semua kembali ke kepercayaan pribadi masing-masing. Yang jelas, upacara adat Cupu Panjala ini adalah salah satu bentuk kearifan lokal, dimana dulu ketika belum ada tekhnologi modern, penafsirannya betul-betul digunakan oleh para petani, terkait juga dengan kalender musim Pranata Mangsa," pungkas Bowo Priananto mengakhiri obrolan kami.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Ok, Go it!