Merindukan Aroma Ampo Dalam Penantian Kemarau Panjang

Kelvin Kahimpong
0
Merindukan Aroma Ampo Dalam Penantian Kemarau Panjang


Artikel(lainsisi.com)-- Istilah 'mambu ampo', bagi masyarakat Gunungkidul mempunyai arti mendalam dan sangat dirindukan kehadirannya. Aroma 'ampo' (tanah basah) yang khas akan muncul ketika tanah dalam kondisi kering lalu terkena air hujan pertama kali. Keunikan aromanya semerbak memenuhi udara. Membawa segala macam rasa nostalgia yang tak bisa diungkap dengan kata-kata.

Ternyata, aroma 'ampo' bisa dijelaskan secara sains. Para peneliti menyebut fenomena ini sebagai Petrichor (bau alami yang tercipta ketika hujan turun di lahan yang kering). Kata ini berasal dari bahasa Yunani, 'petra' yang berarti batu dan 'ichor' yang mempunyai makna cairan yang mengalir di pembuluh darah para dewa di mitologi Yunani

Dari berbagai penelitian, ternyata proses terjadinya Petrichor ini merupakan proses reaksi senyawa kimia tertentu yang dilepaskan oleh tanah setelah terkena air hujan. Salah satu senyawa utama yang berkontribusi pada Petrikor adalah geosmin. Zat ini dihasilkan oleh mikroorganisme tanah seperti bakteri dan alga. Saat hujan pertama kali menyentuh tanah yang kering, geosmin dilepaskan ke udara, menciptakan aroma yang khas yang oleh masyarakat desa disebut 'mambu ampo'.

Baca juga: Fenomena Udan Tekek, dan Penjelasannya Secara Ilmiah

Geosmin bukan satu-satunya senyawa kimia yang berperan dalam menciptakan bau 'ampo'. Senyawa lain, seperti ozon dan beberapa hidrokarbon, juga berkontribusi pada kompleksitas aromanya. Interaksi kompleks antara air hujan dan berbagai komponen tanah menghasilkan perpaduan yang unik dan merangsang indra penciuman.

Aroma 'ampo' yang segar, ternyata juga sangat berpengaruh terhadap emosional dan psikologis seseorang. Aroma hujan memiliki kemampuan unik untuk mempengaruhi suasana hati dan emosi. Baik itu mengingatkan pada kenangan indah masa kecil di musim hujan atau memberikan perasaan kesegaran dan kebersihan. 'Mambu ampo' memang sering kali dihubungkan dengan pengalaman positif.

Penelitian psikologis juga menunjukkan bahwa aromaterapi alami, termasuk bau hujan, dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres. Kenangan positif dengan aroma 'ampo' bisa dikatakan merupakan hubungan batin manusia yang terkoneksi dengan alam.

Kita terhubung dengan alam bukan hanya melalui indra penglihatan atau pendengaran, tetapi juga melalui penciuman. Bau hujan membangkitkan rasa keterhubungan dengan siklus alam, mengingatkan kita akan keajaiban transformasi yang terjadi saat air dari langit menyentuh tanah dan membangkitkan kehidupan baru.

Di penghujung tahun 2023 ini, hujan tak kunjung turun secara normal di wilayah Gunungkidul. Tanah sudah menantikan siraman air hujan untuk menumbuhkan benih-benih kehidupan. Tak seperti biasa memang, dampak El Nino membuat cuaca tak lagi bisa diprediksi. Ilmu kalender musim lokal 'pranata mangsa' sering tak relevan lagi dijadikan pedoman masyarakat petani. Alam memang sedang tidak baik-baik saja. Global Warming menjadi ancaman serius keberlangsungan segala bentuk kehidupan di muka bumi. Kita butuh menumbuhkan kesadaran baru untuk kembali menengok alam dengan arif.

Baca juga: Upacara Adat Njaluk Udan Warga Giripurwo

'Mambu ampo' adalah salah satu keajaiban sederhana yang dapat menginspirasi dan membangkitkan perasaan positif. Terlepas dari sifat ilmiahnya, aroma hujan membawa kita pada perjalanan melalui ingatan dan emosi, menciptakan pengalaman yang mendalam dan bersifat universal.

Mambu ampo' adalah sebuah harapan baik, hal sederhana yang mampu menjadi energi semangat positif serta menginspirasi. Menjadi sugesti kita untuk merenungkan dan menghargai keindahan yang terkandung dalam setiap tetesan hujan yang jatuh. Mengingatkan kita bahwa alam memiliki cara unik untuk menyentuh jiwa manusia.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Ok, Go it!