Bajigur, Umpatan Segar Menghangatkan

Admin
0
Bajigur....!
Kata Umpatan Yang Segar dan Menghangatkan Badan
(Oleh: Anom Sadewa)


lainsisi.com "Bajigur..!" Begitu ucapan yang sering terlontar disaat saya dan teman-teman sedang berbincang santai. Kata 'bajigur' sering terucap secara reflek begitu saja sebagai ungkapan candaan, dan tanda keakraban. Lalu sontak teman-teman yang lain mengikutinya dengan gelak tawa. Atau tak jarang justru malah menimpali dengan umpatan prokem yang lain, sehingga suasana tambah gayeng.

Kehadiran kata 'bajigur' yang notabene sebagai umpatan, justru mampu memecah suasana, memberi bumbu percakapan dan menjadikan obrolan semakin cair, mengalir lepas tanpa beban. Gaya obrolan bebas santai seperti ini akhirnya memunculkan istilah 'obrolan cakruk' atau 'gojek kere'.

Jika dikulik lebih jauh, ternyata kebiasaan ngobrol di 'cakruk' (gardu ronda) yang memunculkan istilah 'gojek kere' (guyonan rendahan/ tidak elit) ini adalah sebuah fenomena sosial. Lha kok bisa .? Bagi masyarakat desa, bertemu tetangga, berkumpul dan mengobrol banyak hal adalah kebiasaan yang seakan rutin harus dilakukan. Waktunya, biasanya selepas Isya', tanpa dikomando satu persatu datang ke 'cakruk' dan obrolan 'gojek kere' kemudian mulai terdengar gayeng. Tema apapun mengalir dengan bebas, sehingga umpatan prokem seperti 'bajigur' akan sangat sering terlontar dengan enteng. Ajang 'gojek kere' ini seakan merupakan forum diskusi untuk melepas beban pikiran setelah seharian bekerja keras. Lossss.... begitu ungkapan lain yang sering muncul. Di sini kita bisa melihat, relasi dan kohesi sosial warga desa terjalin dengan gaya unik, yang dalam tanda kutip memiliki banyak hal bernilai positif.

Namun, kata 'bajigur' dan bahasa prokem yang lain memang tidak pantas dipakai untuk percakapan diluar orang-orang (rombongan) yang biasa 'losss' tadi. Bahkan, bagi kebanyakan orang, kata 'bajigur' ini memang terdengar 'saru' (tabu), dan pantang untuk diucapkan pada suatu percakapan atau forum yang serius. 'Bajigur' akan mempunyai arti dan konotasi yang kasar. Sebagai kata umpatan untuk mengumpat sesuatu hal atau bahkan orang lain disaat sedang marah atau kecewa.

Tergelitik dengan arti sebenarnya kata 'bajigur', saya kemudian berusaha mencari beberapa referensi. Dan ternyata, 'bajigur' adalah nama minuman tradisional dari daerah Jawa Barat. Minuman tradisional yang sering disebut Wedang Bajigur ini berbahan dasar dari rempah-rempah, seperti jahe, gula aren, daun pandan, kopi dan santan kelapa. Tak heran, dari bahan dasar pembuatannya, Wedang Bajigur mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan. Menurut referensi yang saya baca, bahan jahe dalam Wedang Bajigur bermanfaat untuk menghangatkan badan dan menurunkan kadar gula darah. Sementara bahan-bahan alami lain dalam minuman ini juga mempunyai fungsi untuk meningkatkan metabolisme sel tubuh, meredakan kram dan ketegangan.

Wahh, ternyata 'bajigur' yang biasa dipakai untuk umpatan ternyata adalah sebuah minuman atau "wedang' dalam bahasa kami. Jadi saya menyebutnya kali ini bukan untuk bercanda tawa ataupun mengumpat siapapun ataupun hal apapun lho, hehe...

Karena saya bukanlah tipe hobi kuliner dan semacamnya, jadi tidak punya banyak referensi dan juga sedikit pengalaman terkait jenis nama-nama minuman dan makanan. Untuk pertama kalinya saya mendengar kata 'bajigur' dalam bentuk minuman ini memang agak sedikit terkejut dan kebingungan harus meresponnya seperti apa, hehe..

Dan akhirnya, untuk memuaskan rasa penasaran, dalam hati pun muncul niat untuk mencoba atau sekedar mencicipi rasa 'wedang umpatan' yang sering saya ucapkan.

Namun karena memang minuman ini bukanlah berasal dari wilayah Kabupaten Gunungkidul jadi sangat jarang sekali ditemui ada penjualnya. Hingga pada akhirnya saya menemukan penjual wedang bajigur di wilayah parkiran Gedung GOR Siyono, Kapanewon Playen.


Minuman tradisional khas masyarakat Sunda ini disajikan dengan konsep lesehan terbuka, sederhana namun sangat bersih dan nyaman. Penjualnya pun sangat ramah dan gercep sekali, biasanya melayani pembeli mulai dari pukul 17.00 WIB sampai larut malam.

Pertama mencicipi 'bajigur' lidah saya langsung mengatakan 'yesss'. Minuman dengan bahan utama Gula aren dan santan ini ternyata sangat enak sekali, ditambah dengan sedikit jahe, kolang-kaling dan kelapa muda membuat rasa dan aroma semakin lezat dan punya karakter cita rasa sendiri. Apalagi efek sari jahenya, terasa langsung hangat di tubuh melawan hawa dingin musim 'bedhidhing'.

Wedang Bajigur ternyata benar mempunyai manfaat untuk menghangatkan badan, saya sudah membuktikannya. Dan meski sampai sekarang saya tidak tahu sejarahnya kenapa di Gunungkidul kata 'bajigur' bisa menjadi sebuah kata umpatan, tapi yang jelas umpatan 'bajigur' yang 'empan papan' (pada tempatnya) ternyata juga bisa menghangatkan suasana, obrolan 'gojek kere' sebagai wahana refreshing, pelepas penat beban hidup sehari-hari.



Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Ok, Go it!